kelompok : Agha. R. P. S.
Fauzan. F. L.
Ilham. M. M.
M. Aunill. R.
M. Zidan
M. Zidan. F
Raditya. A
Rafly. M. Z
Studi
Literatur
1. Gangguan
Saraf Neuropati
Neuropati merupakan kondisi umum terkait kelainan pada fungsi
saraf. Normalnya, saraf berfungsi mengomunikasikan sinyal sensasi fisik dari
otak dan sum-sum tulang belakang (sistem saraf pusat) ke seluruh tubuh, pun
sebaliknya.
Jadi ketika
sistem saraf terganggu atau rusak, tubuh dan otak Anda bisa saja mengirim
sinyal rasa sakit saat tidak ada yang menyebabkan sakit, atau sama sekali tidak
mengirim sinyal rasa sakit meskipun ada sesuatu yang menyakitkan.
Tanda dan
gejala neuropati beragam. Paling umum seperti kesemutan, kebas, dan kram.
Namun, berbeda dari kesemutan setelah lama duduk bersila akibat asupan darah
terhambat yang bisa sembuh ketika Anda berdiri, neuropati bisa memunculkan
kesemutan atau kram secara tiba-tiba tanpa menekuk kaki.
Tak hanya
kaki, neuropati dapat memengaruhi sebagian atau seluruh tubuh. Tergantung
serabut saraf mana yang terkena. Masing-masing menimbulkan gejala
berbeda.
Penyebab
dari gangguan saraf neuropati yaitu,
pertama gaya
hidup dan kebiasaan keseharian. Contohnya gerakan yang
berulang-ulang pada satu posisi seperti berkutat di ponsel, mengendarai motor,
memasak, menjahit dan mengetik di komputer. Pun Carpal tunnel syndrome alias
saraf kejepit yang biasa menyerang orang yang terlalu banyak duduk.
Begitu pula
kebiasaan menggunakan sepatu hak tinggi, mengonsumsi minuman beralkohol dan
merokok, hingga terpapar bahan kimia beracun seperti lem, pelarut atau
insektisida--pada cairan pembersih, juga logam berat seperti merkuri--pada
makanan laut atau pemutih wajah.
Orang dewasa
atau anak-anak dengan asupan makanan hewani rendah akibat vegetarian, status
sosial ekonomi rendah, dan faktor budaya juga rentan mengalami neuropati.
Penyebab berikutnya adalah
penyakit.
Salah satu
yang paling umum adalah diabetes mellitus. Hampir 60
persen penderita diabetes memiliki semacam kerusakan saraf akibat
kadar gula darah tinggi.
Ada pula yang
disebabkan penyakit kronis seperti kelainan ginjal, atau efek samping obat
tertentu seperti antidepresan dan kemoterapi. Termasuk infeksi virus dan
bakteri, serta penyakit autoimun seperti rheumatoid arthritis dan lupus.
Lainnya yaitu trauma fisik
akibat cedera seperti kecelakaan, terbentur dan jatuh, atau patah tulang.
Cara
pencegahan neuropati yang paling umum yaitu perbaikan pola dan gaya hidup.
Contohnya sering berolahraga, pola makan teratur dll.
2. Gangguan
Sistem Endokrin
Gangguan endokrin adalah penyakit yang terkait dengan
kelenjar endokrin pada tubuh. Sistem endokrin adalah jaringan kelenjar yang
menghasilkan hormon yang merupakan sinyal kimia yang dikeluarkan melalui aliran
darah. Ada banyak faktor risiko
yang membuat seseorang mengalami gangguan endokrin, yaitu:
- Meningkatnya kadar kolesterol.
- Riwayat keluarga dengan
gangguan endokrin.
- Inaktivitas.
- Riwayat penyakit terhadap
gangguan autoimun.
- Pola makan yang tidak baik.
- Kehamilan (pada kasus seperti
hipotiroidisme).
- Operasi, trauma, infeksi, atau
cedera serius yang baru saja terjadi.
Gangguan
endokrin biasanya dikelompokkan dalam dua kategori, meliputi:
- Kelenjar menghasilkan terlalu
banyak atau terlalu sedikit hormon endokrin yang disebut ketidakseimbangan
hormon.
- Pembentukan luka (seperti
bintil atau tumor) pada sistem endokrin yang dapat atau tidak memengaruhi
kadar hormon.
Pengamatan
Hasil pengamatan pola hidup yang dapat
merusak sistem saraf :
1. Kebiasaan
melewatkan sarapan ternyata dapat membuat gula darah rendah, sehingga membuat
tubuh kekurangan zat gizi yang dibutuhkan oleh otak. Dan pada akhirnya,
kebiasaan tersebut dapat merusak otak dalam jangka panjang. Sebagai contoh,
sebuah studi di Jepang di lebih dari 80.000 orang menemukan bahwa melewatkan
sarapan meningkatkan risiko mengalami stroke dan tekanan darah tinggi.
2. Terlalu banyak gula atau mengonsumsi
makanan/minuman manis dapat menghambat penyerapan protein dan zat gizi dalam
tubuh. Akibatnya, perkembangan otak dapat terhambat dan memungkinkan untuk
terjadinya kekurangan gizi (malnutrisi).
3. Merokok
bukan hanya membahayakan paru-paru saja, namun juga dapat merusak otak karena
kebiasaan merokok ternyata dapat mengurangi asupan oksigen ke otak. Merokok
juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit Alzheimer dan mengganggu mengganggu
reproduksi DNA yang benar, karena amina heterosiklik yang dilepaskan selama
pembakaran rokok mengarah ke mutasi yang menyebabkan sel-sel kanker.
4. Tidur
yang kurang ternyata dapat mempercepat kematian sel-sel otak dalam jangka waktu
yang pendek, dan akan membuat Anda cepat merasa lelah dan memiliki suasana hati
yang buruk setiap harinya.
Percobaan
Hari
|
Kegiatan
|
Efek
|
Hari 1
|
makan dengan jumlah yang
sedikit, makan makanan bergula berlebihan, tidur menjelang pagi
|
Belum ada efek yang
terlalu terasa
|
Hari 2
|
kurang tidur, kurang
makan/gizi, sisanya masih sama seperti sebelumnya.
|
Mulai terasa lemas lesu, sering
buang air kecil
|
Hari 3
|
Sama seperti hari
sebelumnya
|
Tubuh dan sendi mulai
sakit sakit, sakit kepala
|
Percobaan ini membuktikan bahwa kurangnya
istirahat atau kurang makan dapat menyebabkan gangguan saraf, yang paling umum
yaitu sakit kepala.
Simulasi
-
Pola hidup yang dapat merusak sistem saraf
Dimulai
dari kebiasaan kurang tidur, terbiasa tidur saat menjelang pagi, sekitar jam 2
sampai siang, tidak membiasakan bangun pagi dimana udara pagi sangat
menyehatkan tubuh. Makan dengan jumlah
gizi yang sedikit, dan sering makan yang mengandung zat yang tidak baik bagi
tubuh. Melakukan itu untuk beberapa hari saya pribadi langsung merasakan sakit
kepala, lemas, dll.
-Pola
hidup yang sehat bagi tubuh
Dimulai dengan waktu tidur
yang teratur, dimulai dari jam 10 malam hingga jam 4 atau 6 tapi berbagai ahli
merekomendasikan tidur dimulai dari jam 8 malam. Pola makan teratur yang tidak
berlebihan dan makan makanan bergizi. Melakukan olahraga di pagi hari sembari
menghirup udara segar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar